Entah begitu dinginnya pagi ini, sampai persendian ini terasa sakit.
Tapi masih teringat pada malam yang telah lama aku ketahui,
Di mana seperti berita cuaca yang akan menentukan kapan badai itu pasti akan datang
Yang tiba pada tengah bulan juni kurang tiga hari,
Yang akan meninggalkan semua kehidupanku.
Ini bukan tempatku yang seperti biasa, mungkin aku tersesat di antara celah malam…entah dimana.
Aku akan mencari jalanku sendiri tanpa resahmu yang terus mendera jiwaku
Kau akan mengetahui itu pada perjuangan senja kedewasaan dalam jalan terjal berliku ini
Hingga batas waktu kau akan menerangiku dengan tersenyum
Walaupun sudah waktunya aku harus pergi untuk berjalan tanpa harus tertahan lagi
Karena tempatku sudah terlalu pahit untuk terulang kembali
Anganku selalu akan terbang bersamamu selama mentari bersinar, ku tak akan pernah tau
Dari mimpi ini untuk kegelisahan hati dalam mewujudkannya dalam kesuraman
Ada yang terindah yang pernah dalam genggamanku
Ada yang kudapatkan yang pernah dalam kenanganku
Kabar gagak malam dalam salam risau terdengar berputar-putar mengelilingiku
Menggelepar dalam ingatanku yang terkobankan adalah jiwaku
Sekarang rumah ketiga sampingku menggelengkan kepala
Membelenggu besi untuk memagari sambil menghujamkan tombak ke hulu hatiku
Sudah biasa terjadi di depan mataku dengan alasan yang lusuh untuk ditinggalkan
Tidak untuk kesempatan lagi sebelum adzan terakhir terdengar kala fajar semakin keruh
Untuk ditelusuri dalam benakku, ternyata mereka kecewa untuk kemarin
Untuk kembali dalam anganku mereka akan terima atau mengusulkan untuk dibuang
aku tidak akan mengeluh untuk ini karena kutahu terlanjur tumpah oleh air mata
aku tidak akan pernah datang lagi kepadamu untuk memintamu untuk mendengarkanku
terima kasih atas semua senyummu kala itu, aku pergi sekarang!

Hidup adalah masalah pilihan.

Memilih untuk bahagia atau untuk sengsara.

Memilih untuk dipulihkan atau untuk menyimpan kepahitan.

Memilih untuk mengampuni atau untuk mendendam.

Hidup adalah masalah pilihan.

Kebahagiaan semu bisa di dapatkan, yang sejati tak jauh dari jangkauan.

Cinta Kasih juga bisa di miliki, namun dendam dan amarah juga bisa di alami.

Persahabatan nan indah bukan impian, pengkhianatan dan kepahitan mungkin akan di dapati.

Hidup adalah masalah pilihan.

Mengenai bagaimana kita menjalani hidup. Mengenai bagaimana kita menghabiskan seluruh Waktu. Mengenai bagaimana kita mencapai impian. Dan mengenai bagaimana kita memandang kehidupan.

Ada orang yang menganggap kehidupan sebagai medan peperangan. Dimana ia harus berjuang tanpa henti. Tanpa kedamaian di hati.

Sementara yang lain menganggap kehidupan sebagai kutukan dari yang Maha Kuasa. Hidup tak lagi berarti bagi dirinya. Ratap tak pernah jauh dari mulutnya. Air mata mengalir siang dan malam sebab hanyalah duka nestapa yang ada.

Namun…

Orang yang berbahagia menganggap kehidupan sebagai suatu emas yang mulia. Harta nan sangat berharga. Anugrah ILLAHI yang tak tertandingi.

Dijalaninya hidup, dengan asa dan impian. Berjalan dalam jalan Sang Pencipta. Berserah sepenuhnya. Melangkah setapak demi setapak. Sampai didapatinya mahkota kemuliannya.

Hidup adalah masalah pilihan. Yang manakah yang anda pilih?

Tanyalah pada diri sendiri.

Dan Mari lanjutkan dan Jalanilah hidup ini…

TOMORROW NEVER DIES !

Cinta itu putihnya laksana awan………………

Sucinya ibarat air

Indahnya melebihi kata-kata pujangga

Jujurnya laksana kumpulan jutaan rasa

Damainya bagaikan syurga

Sempurnanya Cinta untuk selamnya……

Jiwaku terjaga di ujung pagi. Ketika tiba–tiba kuragukan kembali perjalanan cintaku selama ini. Jiwaku mengaca dan tak kutemukan apa–apa selain sepotong wajah tertunduk bisu. Jiwaku yang berharap bisa mencintai Tuhan kembali kupertanyakan ketika kedekatan denganNya perlahan hilang dan pergi dari sisiku. Dan kini aku bergelora merindukanNya, ketika bayang–bayang kebahagiaan itu menghampiri hidupnya jiwaku.

Cinta kini telah pergi dariku, jauh! Jiwaku yang merasakan sakit, aku harap menemukan penyembuhan itu pada diriku sendiri. Cinta pada akhirnya memberiku banyak pelajaran. Tentang kesetiaan dan persahabatan, tentang janji dan kepastian. Cinta telah membawaku pada ingin yang tersembunyikan, pada duka yang kita simpan, atau pada lara yang terpaksa dibungkam.

Sepotong kehendak yang kembali aku pikirkan ketika aku harus menguji kekuatannya dengan ikatanku dengan Tuhan selama ini. Sepotong kehendak yang kini jadi kupikirkan kembali, disaat jiwaku begitu berhasrat akan menjalani kehidupan dengan penuh cinta dan hadir sepenuhnya di haribaanNya. Sepotong kehendak yang mungkin dulu aku pernah berhasrat menjalaninya, namun entah kenapa ketika semua menemukanku dan mengharap aku akan menemukan hidup yang lebih luas dan mencerahkanku. Sepotong kehendak yang aku berharap tidak akan membuat diriku sakit memikirkan hal ini.

Tiba–tiba aku merindukannya, di sepotong malam ini. Ketika aku rasakan harum kematian kembali menyengat hidungku. Ketika aku rasakan aku pernah mencintainya, bahkan sampai sekarang ini, sehingga menjadikanku menoleh berkali–kali dan menghitung detik–detik perjalanan yang aku lalui bersamanya yang telah berlalu. Kerinduan ini adalah kerinduan cinta. Ketika aku sadar jiwaku pernah ia isi dengan cinta.

Jiwaku yang terjerembab dalam sunyi berhari–hari, kembali merindukan kedekatan dengan jiwa–jiwa, ketika aku yakin setiap jiwa menyimpan kebaikan untuk disampaikan pada jiwa yang lain, atau ketika aku sadari sang waktu menyimpan sebuah rahasia hidup dari hadapan jiwa–jiwa.

Jiwaku yang merasakan kesunyian dalam sepotong sepi, menyadarkanku bahwa aku telah kehadiran hening. Jiwaku yang merasakan kesedihan adalah sebuah lingkar keindahan yang harus aku nikmati, mengajakku bergelimang dalam tarianNya, dalam wajah keagunganNya. Jiwaku yang menerbangkan keindahan, aku harap padaNya masih berkenan menghadirkan kesejatian cinta dalam perjalanan hari–hariku.

Jiwaku yang berteman sunyi, aku harap masih merasakan cinta. Jiwaku yang menangis, aku harap masih menemukan bahagia. Jiwaku yang senantiasa berharap untuk menemukan apa saja yang aku rasakan itu adalah kebaikan.

Cinta kini telah pergi dariku, jauh! Dan teramat jauh. Ketika tiba–tiba memutuskan dariku, dan meninggalkanku teronggok dalam sunyi dan galau, masih sempat menanyakan. Aku tidak gila dengan keadaan seperti ini.

Duhai Yang Mahaagung, seandainya Engkau kehendaki diriku untuk meraih dan memegang erat alam cintaMu, kenapa Engkau ciptakan hati ini ada ketertarikan pada selainMu? Seandainya telah Engkau ridhai diriku, aku berharap menentramkan diriku senantiasa dalamMu. Berilah aku kepastian dan keyakinan akan pertolonganMu. Seandainya Engkau kehendaki diriku untuk meraih jiwa dan cintanya, maka jangan Engkau tumbuhkan perasaan hatiku yang merasa berdusta kepadaMu. Dan jadikan diriku tetap dalam cintaMu, karena tidak ada yang bisa mengisi kekosongan di lubuk jiwaku yang terdalam selain Engkau. Atau seandainya Engkau berkehendak lain, apalah artinya aku yang melawan kebesaranMu, Engkau berkuasa atas diriku. Engkau berkehendak sepenuhnya akan jiwaku.

Cinta yang pernah membawaku pada sebuah jurang kehancuran yang terjal, kuharap bisa kembali mengulurkan kepadaku tangga untuk naik ke tepian, walau aku harus melewati jalan mendaki dan licin, untuk menghadirkan diriku kembali dalam ketegaran dan kebaikan.

Jiwaku yang pernah mendambakan cinta, kini harus aku buang jauh dari jiwaku. Ketika aku melihat pengkhianatan dari jiwa–jiwa di hadapanku, atau ketika aku menemukan harum bungaku tercampakkan dalam ruang kosong. Atau mata ini terbuka ketika aku saksikan, pandangan wajahnya mengarah liar ke jiwa–jiwa keindahan di seberang sana. Atau ketika tanpa kusadari banyak permainan jiwa–jiwa di balik diriku.

Cinta yang pernah aku lahirkan, kuharap menjadi sebuah peringatan bagiku untuk tidak mendamba dan berharap pada jiwa–jiwa itu. Cinta yang diam–diam pernah merangkulku, akhirnya perlahan aku tepis dari sisiku, untuk kembali menyadari bahwa kehadirannya akan kembali mengorek luka dalam jiwaku karena diamku kian membisu.

Kini rangkaian bunga keharuman jiwa sedang aku tata, walaupun sesekali tanganku tertusuk durinya, atau ikatan–ikatan yang telah aku susun itu terkadang terlepas dari genggaman tanganku dan mengajakku untuk merangkainya kembali.

Ya Allah, jagalah diriku selalu agar tak masuk ke dalam lumpur yang sama. Kubangan lumpur yang menghanyutkanku dan perlahan menghancurkanku. Aku ingin meraih cintaMu yang hakiki, cintaMu yang sejati.

Aku rasa teman itu pelangi, indahnya selalu hilang ditelan jingga matahari.
Aku kira teman itu matahari, sinarnya tak mampu hangatkan di pekatnya malam.
sepertinya teman itu rembulan yang selalu hilang di siang hari.

Aku tak percaya ada teman sejati.
Karena pelangi, matahari, dan rembulan tak pernah bersertaku sepanjang hari
Aku hanya percaya takdir, karena ia mempertemukanku dengan pelangi, matahari, dan rembulan,
Karena ia-lah aku bisa bertemu denganmu.

Dan aku memang hanya percaya takdir.
Yang kutahu hanya tuhanlah yang mampu mempertemukanku dengan teman sepanjang hariku…
Atau melenyapkanku dari hadapanmu.

Hari ini adalah hidup kita yang sesungguhnya

yang harus kita nikmati dan syukuri

serta kita jalani dengan penuh makna.

Hari kemarin tak perlu di sesali

karena sudah jadi kenangan

dan tak mungkin kembali lagi.

Hari esok tak perlu di takuti

karena belum tentu terjadi

dan menjadi kenyataan.

Hari ini adalah kesempatan kamu

untuk menikmati hidup

dengan indah dan penuh arti.

Jangan sia-siakan hidupmu kawan !!!

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi
membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan
dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan
dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur
persahabatan antara lain :
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri
“Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita.”**

Sepi, Sunyi, dan Hening hanya itulah yang selalu menemaniku dalam hidupku. Jauh dari keramaiannya dunia dan terpuruk sendiri dalam kesendirian. Sesungguhnya ingin ku buang rasa ini, namun aku tidak dapat melepaskannya dari hidupku, rasa ini sudah terlanjur hadir dalam kehidupanku. Rasa yang selalu ada disaat aku merasa sedih dan disaat aku dipusingkan oleh banyaknya masalah. Rasa ini memang membuatku jauh dari pergaulan dunia dan mungkin juga rasa ini menjadi faktor mengapa sampai saat ini aku tidak mempunyai teman.

Kesendirian memang membuatku terpuruk dalam sepi, tetapi Kesendirian membuatku nyaman dan mampu menenangkanku disaat aku marah, kesal, ataupun sedih. Mungkin orang-orang berfikir bahwa kesendirian itu tidak ada gunanya dan membuat kita ketinggalan zaman, tetapi berbeda dengan ku. Aku lebih menganggap bahwa kesendirian adalah pelampiasan dari segala masalah yang kita hadapi, karena disaat aku sendiri, aku dapat berfikir lebih jernih dibandingkan berfikir ditengah-tengah kerumunan banyak orang.

Mungkin banyak orang yang tidak menyukai kesendirian, karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan melelahkan. 'Sendiri oh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa menjadi masalah besar bagi sebagian orang! Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran, sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan! saat aku sendiri yang ku lakukan adalah mendekat kepada Yang Maha Mencintai diriku. Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat keberadaan ku di dunia. Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin kokoh kemampuanku mengarungi kehidupan, dengan segala situasinya.

Terkadang aku menginginkan kehidupan seperti teman-temanku. Memiliki kebahagian bersama dan dapat berbagi cerita dengan sanak saudara juga teman-temannya. Hari-hari yang ku jalani masih seperti biasa. Tidak ada perubahan sedikitpun yang ada hanyalah angan-angan pertemanan saja, sampai akhirnya aku berfikir bahwa terus menerus berada dalam kesendirian juga tidak baik untukku dan aku memutuskan untuk keluar dari kesendirianku dan datang ke dunia baruku, dunia yang penuh keramaian. Meski terkadang masih terasa asing buatku, tapi akan ku coba jalani hidup ini dengan jalan ku yang berbeda.

Kisah Ini Berawal Dari Kita Diciptakan
Cerita Ini Bermula Sejak Kita Dilahirkan
Sebuah Perjalanan Panjang Kehidupan
Tuhan Menulisnya Kita Menjalankan

Aku Kebagian Satu Skenario Kehidupan
Entah Berapa Halaman Tebalnya
Tanpa Ku Tahu Apa Judul Pembukaan
Entah Berapa Episode Didalamnya

Aku Tak Bisa Membaca Semuanya
Selain Siap Menjalani Tiap Halaman
Ada Beberapa Rahasia Yang Terjaga
Membuat Manis Harap Dan Impian

Aku Paling Suka Episode Cinta
Dimana Aku Senyum Dan Bahagia
Tak Mau Halaman Itu Berlalu
Malah Aku Ingin Tetap Terpaku

Tapi Katanya Roda Hidup Berputar
Jadi Aku Harus Rela Episode Itu Bubar
Sembari Kusimpan Sisa-Sisa Yang Ada
Supaya Kujadikan Catatan Hati Selanjutnya

Bahwa Episode Yang Sudah Berlalu
Yang Menelan Waktu dan Umurku
Sudah Pernah Memberikan Kesempatan
Tinggal Bagaimana Kita Memanfaatkan

Aku Tak Bisa Menyalahkan Siapa-Siapa
Meski Kadang Tak Bisa Berbuat Apa-Apa
Harus Kusesali Waktu Yang Jadi Sia-Sia
Tak Bisa Kutahan Episode Itu Lama-Lama

Intinya Bagaimana Melakukan Peran Terbaik
Perankan Posisi Dan Jabatan Dengan Menarik
Meski Kita Seakan Di Atas Panggung Sandiwara
Tapi Ada Hitungan Amal Untuk Sambungannya

Jika Sedang Jadi Kaya Mungkin Harus Memberi
Jika Sedang Jatuh Cinta Mungkin Harus Berbagi
Jika Sedang Jadi Miskin Mungkin Harus Diinsyafi
Ada Yang Dapat Peran Hanya Kaya Secara Materi

Jika Kita Mampu Berperan Dengan Baik
Ada Jaminan Kita Jadi Pemain Selanjutnya
Bukan Lagi Peran Melawan Buruk Dan Baik
Tapi Peran Kemenangan Selama-Lamanya

Terimakasih Tuhan,

untuk setiap detik dalam hidupku,
untuk setiap bahagia dan sedihku,
aku tak dapat mengatakan yang lain kecuali rasa syukur.

Terimakasih Bunda,
untuk namaku yang kau sebut di setiap doamu,
untuk setiap dongeng yang kau ceritakan menjelang tidurku,
dan setiap harapan yang kau bisikan dalam mimpiku.

Terimakasih Ayah,
untuk setiap tetes keringat yang kau korbankan,
untuk setiap semangat yang kau tanamkan untukku,
akan ku buktikan bahwa aku mampu.

Terimakasih Kakak,
untuk semua pelajaran yang kau ajarkan kepadaku,
untuk ocehanmu yang membuatku menjauh dari hal-hal yang berbahaya,
dan untuk lindunganmu yang membuatku merasa aman.

Terimakasih Adik,
untuk ejekanmu dan semua tingkah bodohmu,
untuk setiap canda dan perhatianmu,
meskipun aku jarang mengatakan ini padamu,
aku bangga dan sayang padamu,
jangan menyerah dalam langkahmu.

Terimakasih Teman,
untuk setiap tawa kalian yang mewarnai hari-hariku,
untuk setiap tangan yg membantuku berdiri setelah aku terjatuh,
setiap telinga yang kalian pinjamkan untuk mendengar keluh kesahku,
tanpa aku banyak berkata,
aku tahu kalian pasti mengerti.

Dan untuk Kamu,
meskipun kamu tidak tahu dan tidak menyadari,
kamu salah satu alasan aku tetap semangat melangkah,
mengingatmu membuat aku tersenyum sekaligus membuat aku menangis,
tapi tidak apa-apa selama kamu bahagia aku akan tetap tersenyum,
terima kasih untukmu juga,
perjuangkan dia untuk mimpi-mimpi yang akan kau buat nyata.