Wahai anakku, ketika kau membaca surat ini, mungkin aku telah tua renta...
Mungkin juga aku sudah tiada dan tidak lagi bernyawa...
Aku tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa...
Di saat daku tua, dan bukan lagi diriku sendiri...
Maklumilah diriku, bersabarlah menghadapiku...
Di saat aku menumpahkan kuah sayuran di bajuku...
Di saat aku tidak lagi mengingat cara mengikat tali sepatu...
Ingatlah saat saat dimana aku mengajarimu, membimbingmu tuk melakukannya...
Di saat saya dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankanmu...
Bersabarlah menghadapiku nak, janganlah memotong ucapanku...
Di masa kecilmu aku harus mengulang cerita hingga ratusan kali sampai engkau terbuai dalam mimpi...
Di saat saya butuh kamu tuk memandikanku, janganlah menyalahkan aku...
Ingatlah di masa kecilmu dimana aku dengan berbagai cara membujukmu tuk mandi...
Di saat aku bingung dengan hal yang baru dan modern, janganlah mentertawaiku nak...
Renungkanlah ketika kamu dengan lugu bertanya kepadaku...
Dan aku dengan bangga menjawab semua pertanyaanmu...
Di saat aku melupakan topik pembicaraan kita, berilah sedikit waktu padaku tuk mengingatnya...
Sebenarnya bukan, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku...
Asalkan kamu berada disisiku untuk mendengarkan aku...
Aku telah bahagia...
Di saat engkau melihatku menua...
Janganlah bersedih...
Dukunglah aku, bagaikan aku terhadapmu...
Ketika engkau belajar tentang arti kehidupan ini...
Dan ketika kau membaca surat ini nak, janganlah menangisi aku...
Mungkin juga aku sudah tiada dan tidak lagi bernyawa...
Aku tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa...
Di saat daku tua, dan bukan lagi diriku sendiri...
Maklumilah diriku, bersabarlah menghadapiku...
Di saat aku menumpahkan kuah sayuran di bajuku...
Di saat aku tidak lagi mengingat cara mengikat tali sepatu...
Ingatlah saat saat dimana aku mengajarimu, membimbingmu tuk melakukannya...
Di saat saya dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankanmu...
Bersabarlah menghadapiku nak, janganlah memotong ucapanku...
Di masa kecilmu aku harus mengulang cerita hingga ratusan kali sampai engkau terbuai dalam mimpi...
Di saat saya butuh kamu tuk memandikanku, janganlah menyalahkan aku...
Ingatlah di masa kecilmu dimana aku dengan berbagai cara membujukmu tuk mandi...
Di saat aku bingung dengan hal yang baru dan modern, janganlah mentertawaiku nak...
Renungkanlah ketika kamu dengan lugu bertanya kepadaku...
Dan aku dengan bangga menjawab semua pertanyaanmu...
Di saat aku melupakan topik pembicaraan kita, berilah sedikit waktu padaku tuk mengingatnya...
Sebenarnya bukan, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku...
Asalkan kamu berada disisiku untuk mendengarkan aku...
Aku telah bahagia...
Di saat engkau melihatku menua...
Janganlah bersedih...
Dukunglah aku, bagaikan aku terhadapmu...
Ketika engkau belajar tentang arti kehidupan ini...
Dan ketika kau membaca surat ini nak, janganlah menangisi aku...
0 komentar:
Posting Komentar